Senin, 14 September 2009

ISLAM DAN KEBIDANAN

Oleh: Abd. Azis, M. Ag.
Pertama-tama harus kita katakan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang beragama. Dan karena merupakan bagian dari bangsa ini maka kita adalah umat beragama (umat yang mengikuti agama, tertentu). Jika ditelisik dari asal katanya, agama memiliki makna teratur (a: tidak, gama: kacau). Tidak aneh jika kemudian agama dalam aplikasinya memiliki banyak aturan. Justru aneh jika agama tidak mempunyai aturan. Tentunya aturan-aturan agama tersebut diperuntukkan bagi para pemeluknya. Aturan ini meliputi segala aspek kehidupan. Baik secara langsung (tersurat) maupun tidak (tersirat). Dari yang besar sampai yang kecil. Baik dari sisi individu maupun sosial. Baik hubungan antar manusia maupun antara manusia dengan Allah. Semua aturan tersebut adalah demi kemaslahatan dan kebaikan manusia. Tak satupun perintah Allah yang tidak bermanfaat bagi manusia dan tak satupun larangan Allah yang (kalau dilakukan) tidak berdampak buruk bagi manusia.
Agama mengajarkan bagaimana berpolitik yang santun, bagaimana bisnis yang menguntungkan tetapi tidak merugikan orang lain, bagaimana anak bangsa menjadi orang yang berpendidikan, bagaimana umat ini tidak gatek tapi juga tidak mempertuhankan teknologi, bagaimana perkembangan jiwa manusia, bagaimana cara mengolah alam, bagaimana manusia bisa menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi yang bertugas memakmurkan bumi, bagaimana manusia bisa saling hidup bersanding dengan nyaman dsb.
Terhadap masalah khalifah, agama memberikan pedoman bahwa, untuk dapat melaksanakan tugas pemakmuran, manusia harus memiliki akal yang kreatif. Akal yang kreatif dapat diraih jika fisik dalam kondisi sehat dan jiwa kuat. Untuk itu kesehatan fisik harus dijaga, di antaranya lewat makanan. Hal ini tidak dapat dipungkitri. Al-Qur'an sendiri membicarakan masalah makanan ini sampai di 27 tempat. Di satu sisi, pembicaraan tersebut berupa perintah makan makanan yang halal. Di sisi yang lain berupa perintah makan makanan yang baik. Dan empat tempat di antaranya menggabungkan keduanya sekaligus (halalan thaiyiban: halal dan baik). Untuk menentukan halal tidaknya suatu makanan kita dapat berpedoman pada fatwa MUI misalnya. Sedangkan untuk menentukan baik tidaknya secara tepat ini harus melibatkan ahli medis --yang dalam hal ini termasuk bidan-- terutama makanan yang harus dikonsumsi oleh wanita yang sedang hamil serta balita. Perhatian terhadap makanan bagi wanita yang hamil penting dilakukan karena kondisinya akan berpengaruh terhadap bayi yang dikandungnya.
Selain terhadap makanan, penjagaan kesehatan juga harus rutin dilakukan sejak dalam kandungan. Pengetahuan tentang kondisi janin setiap bulan penting bahkan harus dilakukan guna memastikan normal tidaknya bayi. Semua adalah tugas mulia seorang bidan. Selain itu, dan sangat diharapkan, ketika wanita yang hamil tersebut melahirkan. Saat di mana seorang wanita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu antara mati dan hidup. Sekali lagi bantuan bidan pada saat itu sangat diharapkan. Karena besarnya peran bidan dalam keberlangsungan hidup manusia, tidak berlebihan jika kemudian kita memasukkan bidan ke dalam golongan pahlawan kesehatan bangsa.
Namun demikian, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan. Bagaimana pun juga seorang bidan hanyalah manusia yang hanya bisa berusaha. Keputusan akhir tetap ada di tangan Allah Yang Mahakuasa. Tentu saja Allah selalu punya keputusan sendiri terhadap masalah yang kita tangani, yang terkadang berbeda dengan apa yang kita harapkan dan usahakan. Hal ini penting sekali dipegang, agar jika suatu saat ketika mengalami kegagalan dalam menangani masalah, sungguhpun telah sungguh-sunguh, seorang bidan tidak putus asa. Dalam al-Qur'an hal ini disampaikan dengan ungkapan: ”dan ketika saya sakit Dialah yang menyembuhkan”
Agama juga bicara dalam hal sosial atau interksi antara sesama manusia. Agama mengajarkan, bahwa sesama manusia harus saling menghormati, menghargai dan saling menolong. Hubungan antara yang tua dengan yang muda dinyatakan, bahwa yang muda harus menghormati yang tua, dan yang tua harus menyayangi yang muda. Sementara untuk hubungan antara laki-laki dan perempuan agama memberikan batas-batas tertentu yang jika dilanggar dapat berdampak negatif. Agama (al-Qur'an) mengingatkan agar para mukmin laki-laki dan perempuan masing-masing harus selalu membatasi pandangan dan menjaga kemaluannya.
Dibatasinya pandangan ini, karena pandangan adalah awal dari terjadinya suatu interaksi yang lebih jauh. Bagi muda mudi yang bukan muhrim pandangan mata ini sering digambarkan: dari mata turun ke hati. Artinya dari pandangan ini bisa melahirkan rasa suka bahkan cinta. Dan bagi yang kurang imannya, cinta tersebut dapat membutakan mata mereka. Jika hal itu terjadi maka bukan tidak mugkin mereka akan melakukan hal-hal yang terlarang. Ada banyak dampak negatif yang harus ditanggung jika hal itu terjadi terutama bagi kaum perempuan. Karena itulah mengapa agama melarangnya. Termasuk dampak terburuk yang mungkin terjadi adalah munculnya upaya menggugurkan kandungan. Dalam merealisasikan pilihan yang dapat dikategorikan kriminal ini seringkali melibatkan bidan, sebagai orang yang dipandang memiliki keahlian.
Di sinilah ujian terbesar bagi profesi seorang bidan. Imbalan besar seringkali mengganjal dia untuk dapat menolak dengan lantang. Jika ia menerima maka ia akan mendapatkan imbalan yang cukup memuskan. Tetapi di saat yang sama dia telah melakukan suatu kejahatan, lebih-lebih jika janin dalam kandungan sudah berbentuk manusia. Dia dapat dikatakan sebagai melakukan pembunuhan. Suatu tindakan yang sangat dikutuk oleh Allah. Sekaligus melanggar UU negara, yang dapat membuatnya masuk penjara.

 disampaikan dalam acara buka bersama di AKBID BAKTI UTAMA Pati, tgl 3 Sept. 2009

NILAI BP

DAFTAR NILAI UJIAN SEMESTER GANJIL TA. 2008/2009
MAHASISWA PROGRAM STRATA - 1 PAI NON REGULER
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

SEMESTER : V / PAI NON REGULER
KELAS : B

MATA KULIAH : BP
No. NIM Angka Huruf
1 106074
2 106075 75.00 B+
3 106076 89.00 A
4 106077 90.00 A
5 106078 77.00 B+
6 106079 75.00 B+
7 106080 88.00 A
8 106081 85.00 A
9 106082 65.00 C+
10 106083 77.00 B+
11 106084 0.00
12 106085 82.00 A
13 106086 83.00 A
14 106087 80.00 A
15 106088 59.00 C
16 106089 65.00 C+
17 106090 85.00 A
18 106091 85.00 A
19 106092 90.00 A
20 106093 80.00 A
21 106094 80.00 A
22 106095 0.00
23 106096 87.00 A
24 106097 0.00
25 106098 80.00 A
26 106099 87.00 A
27 106100 88.00 A
28 106101 77.00 B+
29 106103 87.00 A
30 106104 85.00 A
31 106105 87.00 A
32 106106 0.00
33 106107 77.00 B+
34 106108 0.00
35 106109 62.00 C+
36 106110 77.00 B+
37 106111 90.00 A
38 106112 80.00 A
39 106113 84.00 A
40 106114 90.00 A
41 106115 80.00 A
42 106116 80.00 A
43 106117 0.00
44 106118 90.00 A
45 106119 84.00 A
46 106120 84.00 A

KHUTBAH JUM'AT

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ اْلإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ اْلبَيَانَ وَأَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ سَائِرِ اْلأَدْيَانِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْمَنَّانِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيَّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ اِلَى كَافَةِ اْلاَنَامِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ اْلمُمَجَّدِ وَالرَّسُوْلِ السَّنَدِ الْعَظِيْمِ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْاَيَّامِ. اما بعد. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِى كُلِّ مَكَانٍ وَاُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِطَاعَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ فىِ كُلِّ زَمَانٍ. قال الله تعالى فى كتابه الكريم: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ اْلقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَاْلفُرْقَانِ
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dengan terus berusaha menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Karena hanya dengan demikianlah, kita akan memperoleh ketenangan, kebahagiaan dan lebih-lebih, kemuliaan di hadapan Allah SWT. baik di dunia maupun di akhirat.
Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kebangkuan baginda Rasul Muhammad saw, beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman kelak, termasuk kita yang hadir ini.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah hingga hari ini kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk menunaikan rukun Islam yang ke-4, yaitu puasa di bulan Ramadhan. Semoga puasa kita dari hari pertama sampai hari ini dan sampai hari terakhir besok diterima oleh Allah SWT. sehingga ketika keluar dari bulan Ramadhan kita benar-benar bisa menjadi orang yang bertaqwa sebagaimana yang kehendaki dengan disyariatkannya puasa ini bagi kita.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Tidak lama lagi kita akan memperingati hari yang sangat bersejarah bagi umat muslim bahkan umat manusia di seluruh dunia, yakni peristiwa turunnya al-Qur'an atau yang dikenal dengan istilah nuzulul qur’an, yang biasanya diperingati pada malam 17 Ramadhan. 14 abad yang lalu pada malam 17 Ramadhan, menurut satu pendapat, atau malam 21 Ramadhan menurut pendapat yang lain, yang bertepatan dengan hari Senin tanggal 10 Agustus 610 M. Allah SWT. menurunkan al-Qur'an pertama kali, kepada Muhammad yang ketika itu sedang mengasingkan diri di gua hira’ dengan perantara malaikat Jibril. Peristiwa ini sekaligus menandai kenabian beliau yang kala itu berusia 40 tahun, sebagaimana usia nabi-nabi yang lain ketika diangkat menjadi nabi. Datangnya Jibril ini pula menandai datangnya agama baru, yaitu agama Islam. Satu-satunya agama samawi yang syari’atnya berlaku sepanjang zaman. Yang kehadirannya saat itu mengganti syariat sebelumnya yang telah diturunkan kepada Nabi Isa as.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Yang terpenting berkaitan dengan turunnya al-Qur'an ini bukanlah masalah kapan tepatnya dan di mana al-Qur'an pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad, serta surat apa. Akan tetapi, adalah kesadaran, bahwa al-Qur'an datang dengan membawa seperangkat aturan yang harus dipedomani oleh seluruh manusia yang mengimaninya di seluruh dunia sepanjang zaman. Yang mana di tiap-tiap masa dan daerah di mana mereka hidup pasti memiliki masalah sendiri-sendiri yang terkadang berbeda antara satu dengan yang lain. Karena al-Qur'an berlaku selamanya dan hanya terdiri dari ± 6666 ayat, tentu saja bahasa al-Qur'an lebih bersifat global dan umum, kecuali hanya sangat sedikit yang diurai dengan rinci. Oleh karena itu, wajib bagi umat muslim untuk terus mengkajinya untuk mendapatkan pemahaman yang kemudian diamalkannya. Kecuali bagi mereka yang rela dicela oleh al-Qur'an sendiri karena hanya ikut-ikutan dalam mengamalkan kandungannya. Allah SWT. berfirman :
ولا تقف ماليس لك به علم
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Ayat di atas mengajarkan bahwa Allah SWT. menghendaki agar apapun yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar-benar sudah kita fahami. Kita mampu melaksanakan shalat adalah karena memang sudah tahu apa saja yang dibaca, bagaimana gerakan-gerakannya, kapan waktunya dan lain-lain. Bukan hanya ikut-ikutan. Sungguh mulia ajaran Islam yang menghendaki umatnya menjadi umat yang berpengetahuan, kemudian mengamalkan secara konsisten. Dengan cara demikianlah Allah SWT. mengangkat derajat umat muslim di atas umat-umat yang lain.
Mengkaji al-Qur'an tidak lah cukup hanya sekali atau dua kali pertemuan. Tidak pula sebulan dua bulan atau setahun dua tahun. Akan tetapi selama-lamanya. Itu harus kita lakukan karena al-Qur'an menjawab atas semua problem dan menawarkan solusi bagi masalah yang muncul di setiap zaman. Lewat mimbar ini saya mengajak kepada kita semua untuk senantiasa mengkaji al-Qur'an juga membacanya lebih-lebih di bulan yang penuh berkah ini. Semoga kita mendapatkan berkahnya amin:
إِنُا أنزلناه فى ليلة القدر oوما أدراك ماليلة القدر oليلة القدرخير من ألف شهرo تنزّل الملائكة والروح فيها بإذن ربّهم من كل أمرo سلام هي حتى مطلع الفجر

Senin, 03 Agustus 2009

DAFTAR NILAI UJIAN SEMESTER GENAP TA. 2008/2009 MAHASISWA PROGRAM STRATA - 1 PAI NON-REGULER SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI SEMESTER : VIII / TRANSFE

NO
NIM
Nilai Angka
Nilai Huruf
1
107232
87.90
A
2
107255
53.85
D+
3
107261
72.12
B+
4
107263
76.14
B+
5
107264
86.42
A
6
107267
84.79
A
7
107273
78.15
B+
8
107278
69.15
B
9
107283
100
A
10
107293
76.99
B+
11
107298
80.19
A
12
107302
69.81
B
13
107317
82.53
A
14
107318
75.45
B+
15
107323
90.45
A
16
107324
72.33
B+
17
107330
77.46
B+
18
107336
94.27
A
19
107342
85.58
A
20
107348
79.92
B+
21
107351
70.71
B
22
107353
75.86
B+
23
107363
46.62
D
24
107373
80.99
A
25
107374
90.21
A
26
107375
73.79
B+
27
107384
79.67
B+
28
107385
84.58
A
29
107390
59.99
C
30
107391
86.38
A
31
107403
78.90
B+
32
107404
77.88
B+
33
107411
88.41
A
34
107413
84.67
A
35
107419
85.67
A
36
107422
75.41
B+
37
107435
69.24
B
38
107438
77.88
B+
39
107228
67.78
B
40
107334
87.37
A
41
107056
82.27
A
42
107054
20.00
E
43
107055
53.36
D+
44
107333
82.59
A

Senin, 13 Juli 2009

Nilai Ulumul Qur'an

DAFTAR NILAI UJIAN SEMESTER GENAP TA. 2008/2009
MAHASISWA PROGRAM STRATA - 1 PAI NON-REGULER
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
SEMESTER : II E
MATA KULIAH : ULUMUL QUR'AN
NO NIM NILAI AKHIR
Angka Huruf
1 108176 70,83 B
2 108177 54,67 D+
3 108178 28,21 E
4 108179 40,88 E
5 108180 64,05 C+
6 108182 72,55 B+
7 108183 56,10 C
8 108184 37,00 E
9 108185 71,19 B+
10 108009 59,24 C
11 108186 85,64 A
12 108187 65,98 C+
13 108188 51,43 D+
14 108189 46,86 D
15 108190 46,17 D
16 108191 62,01 C+
17 108195 64,79 C+
18 108196 73,18 B+
19 108197 35,21 E
20 108198 69,64 B
21 108199 82,40 A
22 108200 69,71 B
23 108201 62,52 C+
24 108203 78,02 B+
25 108205 28,79 E
26 108206 62,36 C+
27 108207 84,63 A
28 108208 62,35 C+
29 108209 66,19 B
30 108211 79,48 B+
31 108212 0,00 E
32 108214 66,81 B
33 108215 62,76 C+
34 108234 43,50 E
35 108004 65,31 C+

SEMESTER : II D

NO NIM NILAI AKHIR
Angka Huruf
1 108136 52,67 D+
2 108137 67,00 B
3 108138 66,58 B
4 108139 70,31 B
5 108140 68,45 B
6 108141 47,12 D
7 108142 57,87 C
8 108144 66,79 B
9 108145 59,29 C
10 108146 62,24 C+
11 108147 65,10 C+
12 108148 66,31 B
13 108149 65,93 C+
14 108150 50,95 D
15 108151 68,10 B
16 108152 62,02 C+
17 108153 37,99 E
18 108155 48,99 D
19 108156 48,43 D
20 108157 63,69 C+
21 108158 54,62 D+
22 108046 75,57 B+
23 108160 49,43 D
24 108161 79,40 B+
25 108162 76,02 B+
26 108163 81,98 A
27 108164 66,43 B
28 108165 15,00 E
29 108166 69,95 B
30 108167 62,52 C+
31 108168 58,55 C
32 108169 63,93 C+
33 108170 71,32 B+
34 108171 53,28 D+
35 108172 65,12 C+
36 108173 71,43 B+
37 108174 68,46 B
38 108175 63,61 C+

SEMESTER : II C


NO NIM NILAI AKHIR
Angka Huruf
1 108095 68,70 B
2 108096 44,56 E
3 108097 45,82 E
4 108098 51,50 D+
5 108100 59,13 C
6 108101 17,00 E
7 108102 58,97 C
8 108103 0,00 E
9 108104 61,75 C+
10 108105 64,88 C+
11 108106 61,49 C+
12 108107 66,95 B
13 108108 65,05 C+
14 108110 84,98 A
15 108111 69,19 B
16 108113 53,59 D+
17 108114 54,19 D+
18 108115 72,18 B+
19 108116 68,05 B
20 108117 54,43 D+
21 108118 34,92 E
22 108119 78,69 B+
23 108120 58,51 C
24 108121 70,43 B
25 108122 97,30 A
26 108124 66,05 B
27 108125 62,17 C+
28 108126 70,14 B
29 108127 70,14 B
30 108128 52,33 D+
31 108129 55,88 D+
32 108130 59,89 C
33 108131 55,94 D+
34 108132 81,30 A
35 108133 55,43 D+
36 108134 81,80 A
37 108135 35,80 E

SEMESTER : II B

NO NIM NILAI AKHIR
Angka Huruf
1 108004 0 E
2 108054 55,90 D+
3 108056 38,23 E
4 108058 43,13 E
5 108059 62,78 C+
6 108060 64,32 C+
7 108062 62,82 C+
8 108065 68,73 B
9 108067 30,20 E
10 108068 55,65 D+
11 108069 42,10 E
12 108070 39,83 E
13 108072 29,35 E
14 108073 67,54 B
15 108074 47,39 D
16 108075 64,07 C+
17 108076 87,81 A
18 108078 80,66 A
19 108079 20,00 E
20 108033 77,61 B+
21 108080 61,85 C+
22 108081 64,71 C+
23 108082 72,09 B+
24 108083 65,71 C+
25 108085 75,76 B+
26 108087 71,86 B+
27 108088 0,00 E
28 108089 74,30 B+
29 108042 77,07 B+
30 108090 20,00 E
31 108091 66,65 B
32 108092 83,99 A
33 108093 75,48 B+
34 108094 62,47 C+
35 107182 68,26 B

Nilai PMMP

DAFTAR NILAI UJIAN SEMESTER GENAP TA. 2008/2009
MAHASISWA PROGRAM STRATA - 1 PAI NON-REGULER
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
SEMESTER : VIII C
MATA KULIAH : PMMP
NO NIM NILAI AKHIR
Angka Huruf
1 107365 93 A
2 107366 93 A
3 107363 40 E
4 107368 48 D
5 107370 76 B+
6 107373 67 B
7 107374 64 C+
8 107375 78 B+
9 107377 56 D+
10 107378 90 A
11 107379 67 B
12 107380 96 A
13 107381 63 C+
14 107382 67 B
15 107383 73 B+
16 107384 85 A
17 107385 71 B+
18 107386 65 C+
19 107387 77 B+
20 107389 89 A
21 107390 74 B+
22 107391 70 B
23 107392 95 A
24 107393 92 A
25 107395 85 A
26 107396 69 B
27 107397 69 B
28 107398 82 A
29 107400 62 C+
30 107401 72 B+
31 107403 98 A
32 107404 67 B
33 107406 68 B
34 107408 58 C
35 107410 60 C
36 107411 95 A
37 107412 82 A
38 107413 88 A
39 107414 64 C+
40 107415 70 B
41 107416 56 D+
42 107417 94 A
43 107418 55 D+
44 107419 97 A
45 107420 70 B
46 107421 68 B
47 107422 65 C
48 107423 0 E
49 107424 69 B
50 107425 87 A
51 107426 54 D+
52 107428 73 B+
53 107430 75 B+
54 107431 91 A
55 107432 63 C+
56 107433 60 C
57 107434 60 C
58 107435 68 B
59 107437 56 C
60 107438 82 A
61 107441 69 B
62 107442 65 C+
63 107443 94 A
64 107446 96 A
65 107364 65 C+


SEMESTER : VIII B

NO NIM NILAI AKHIR
Angka Huruf
1 107288 32 E
2 107290 99 A
3 107291 86 A
4 107293 95 A
5 107294 0 E
6 107296 94 A
7 107298 58 C
8 107299 56 C
9 107300 98 A
10 107301 82 A
11 107302 78 B+
12 107303 94 A
13 107304 72 B+
14 107306 85 A
15 107307 39 E
16 107308 48 D
17 107312 98 A
18 107314 51 D+
19 107316 57 C
20 107317 89 A
21 107318 90 A
22 107319 88 A
23 107320 89 A
24 107321 37 E
25 107322 77 B+
26 107323 70 B
27 107324 53 D+
28 107325 85 A
29 107326 48 D
30 107327 59 C
31 107329 86 A
32 107330 81 A
33 107331 84 A
34 107332 62 C+
35 107333 67 B
36 107334 91 A
37 107335 90 A
38 107336 100 A
39 107337 77 B+
40 107338 85 A
41 107341 58 C
42 107342 89 A
43 107343 70 B
44 107344 80 A
45 107345 23 E
46 107346 88 A
47 107347 78 B+
48 107348 89 A
49 107349 72 B+
50 107350 87 A
51 107351 86 A
52 107352 66 B
53 107353 80 A
54 107354 87 A
55 107355 86 A
56 107356 0 E
57 107358 91 A
58 107359 87 A
59 107360 85 A
60 107361 86 A
61 107362 58 C



SEMESTER : VIII A

NO NIM NILAI AKHIR
Angka Huruf
1 107215 97 A
2 107216 83 A
3 107217 95 A
4 107218 83 A
5 107219 71 B+
6 107220 99 A
7 107221 91 A
8 107222 93 A
9 107223 67 B
10 107224 67 B
11 107225 69 B
12 107226 91 A
13 107227 65 C+
14 107228 85 A
15 107229 93 A
16 107231 69 B
17 107232 96 A
18 107233 94 A
19 107234 92 A
20 107235 100 A
21 107236 84 A
22 107237 68 B
23 107238 71 B+
24 107239 66 B
25 107240 63 C+
26 107241 65 C+
27 107242 88 A
28 107243 88 A
29 107245 76 B+
30 107246 94 A
31 107247 92 A
32 107248 87 A
33 107250 58 C
34 107251 79 B+
35 107253 86 A
36 107255 83 A
37 107256 78 B+
38 107257 91 A
39 107259 91 A
40 107260 78 B+
41 107261 70 B
42 107262 0 E
43 107263 80 B+
44 107264 92 A
45 107265 88 A
46 107266 94 A
47 107267 96 A
48 107268 100 A
49 107272 92 A
50 107273 81 A
51 107274 85 A
52 107275 89 A
53 107276 96 A
54 107277 93 A
55 107278 81 A
56 107279 93 A
57 107280 71 B
58 107282 97 A
59 107283 100 A
60 107284 89 A
61 107285 65 C+
62 107286 87 A
63 107287 61 C

Senin, 13 April 2009

POLITIK DAN PEMIMPIN

الْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ اْلاَحَدِ, اْلفَرْدِ الصَّمَدِ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَعَظِيْمِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا اَحْمَدَ بَعَثَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ اَرْسَلَهُ اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ اُوْصِي نَفْسِي وَاُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سَيِّدُ اْلقَوْمِ خَادِمُهُمْ
Hadirin Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dengan terus berusaha menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kebangkuan baginda Rasul Muhammad saw, beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman kelak, termasuk kita yang hadir ini.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Tidak lama lagi kita akan mengikuti pesta demokrasi bangsa ini, tepatnya insya Allah pada tanggal 9 April mendatang. Di mana kita akan menentukan masa depan bangsa ini sekurang-kurangnya 5 tahun ke depan. Ada 44 partai politik yang ikut meramaikan pemilu besuk. Baik buruknya pemerintahan kita ke depan akan bergantung pada kita, sebagai pemilih. Islam sebagai agama rahmat li al-alamin sangat peduli terhadap masalah ini. Kepedulian ini tampak sekali dari adanya bimbingan, arahan, dan pedoman dalam memilih pemimpin yang sampaikan oleh Islam. Pemimpin yang bagaimanakah yang baik menurut Islam. Ada beberapa ciri pemimpin yang baik yang disampaikan oleh Rasulullah, di antaranya, Rasulullah bersabda:
سَيِّدُ اْلقَوْمِ خَادِمُهُمْ
Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka.
Ciri pertama dari pemimpin yang baik adalah yang mau melayani umat (rakyatnya) dengan baik.
Pemimpin yang minta dilayani, minta dihormati, dan minta diperlakukan secara berbeda, bukanlah ciri pemimpin yang baik.
لَنْ نَسْتَعْمِلَ عَلىَ عَمَلِنَا مَنْ اَرَادَهُ
Kami tidak mengangkat orang yang berambisi kedudukan
Ciri kedua adalah, pemimpin yang memperoleh jabatan bukan karena ambisi, tetapi karena memang dipandang mampu
ثَلاَثٌ مِنَ اْلفَوَاقِرِ, إِمَامٌ إِنْ أَحْسَنْتَ لَمْ يَشْكُرْ وَاِنْ أَسَأْتَ لَمْ يَغْفِرْ, وَجَارٌاِنْ رَأَى خَيْرًا دَفَنَهُ وَاِنْ رَأَى شَرًّا أَشَاعَهُ وَامْرَأَةٌ اِنْ حَضَرَتْ آذَتْكَ, وَاِنْ غِبْتَ عَنْهَا خَانَتْكَ
Ada tiga hal yang termasuk musibah yang membinasakan, 1) Seorang penguasa yang ketika kamu berbuat baik kepadanya, dia tidak berterima kasih, dan ketika kamu berbuat kesalahan dia tidak memaafkannya; 2) Tetangga yang ketika melihat kebaikanmu dia pendam tapi ketika melihat keburukanmu dia sebarluaskan; 3) isteri yang ketika berkumpul dia mengganggumu dan ketika kamu pergi dia mengkhianatimu.
Ciri pemimpin baik yang ketiga adalah, pemimpin yang tahu berterima kasih dan mau memaafkan kesalahan orang lain.
لَعَنَ اللهُ الرَّاشِي وَاْلمُرْتَشِي وَ الرَّائِشِ بَيْنَهُمَا
Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka.
Ciri keempat adalah, pemimpin yang tidak mau menyuap, tidak mau disuap dan tidak memberi kesempatan bagi terjadinya praktek suap
سَتَكُوْنُ عَلَيْكُمْ اُمَرَاءٌ مِنْ بَعْدِي يَعِظُوْنَ بِالْحِكْمَةِ عِلىَ مَنَابِرَ, فَإِذَا نَزَلُوْا أُخْتُلِسَتْ مِنْهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اَنْتَنُ مِنَ الْجِيْفِ
Akan datang setelahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijkasana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai.
Ciri kelima adalah, pemimpin yang tidak hanya pandai berorasi dengan mengumbar janji tetapi ketika ada kesempatan dia korupsi.
مِنْ اَخْوَنِ الْخِياَنَةِ تِجَارَةُ اْلوَالىِ فىِ رَعِيَّتِهِ
Khianat yang paling besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya.
Ciri keenam adalah, pemimpin yang tidak berkhianat. Yaitu, yang tidak menjual rakyat untuk kepentingan pribadi.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Itulah beberapa ciri pemimipin yang baik, yang telah dijelaskan Rasulullah kepada kita. Lalu bagaimana sikap kita terhadap pemerintah yang terpilih nanti ? Allah SWT dalam surat al-Nisa’ berfirman:
يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَأُولىِ اْلأَمْرِ مِنْكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Taatilah Rasul, dan pemegang kekuasaan.
Melalui ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk taat kepada-Nya, kepada Rasul-Nya dan kepada pemerintah. Akan tetapi, satu hal yang harus kita kaji kembali dari ayat tersebut adalah, bahwa perintah Allah untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya dalam ayat di atas diikuti lafal ATHII’UU. اَطِيْعُوا اللهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ. Sementara, perintah taat kepada penguasa tanpa diikuti kata ATHII’UU. Bukan وَاَطِيْعُوا َأُولىِ اْلأَمْرِ tetapi وَأُولىِ اْلأَمْرِ. Ini megandung maksud bahwa kewajiban taat kepada Allah dan Rasul adalah mutlak. Kapanpun dan di manapun. Tetapi kewajiban taat kepada pemerintah tidak mutlak, melainkan relatif. Tergantung kebijakan pemerintah itu sendiri. Jika dalam memerintah ia berpegang pada kitab Allah dan sunnah Rasul. Ia menegakkan keadilan, menebarkan kebersamaan dan persaudaraan misalnya, wajib bagi kita mentaatinya. Akan tetapi jika pemerintah berpaling dari kitab Allah dan sunah Rasul-Nya. Mentradisikan kejahatan, menebarkan permusuhan misalnya, maka tidak boleh bagi kita mentaatinya.
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فىِ مَعْصِيَّةِ الْخَالِقِ
Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Sebelum khatbah ini kita akhiri mari kita dengarkan pernyataan Rasul berikut.
إِذَا اَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ خَيْرًا وَلَّى عَلَيْهِمْ حُلَمَاءَهُمْ, وَقَضَى بَيْنَهُمْ عُلَمَاؤُهُمْ, وَجَعَلَ الْمَالَ فىِ سُمَحَائِهِمْ. وَإِذَا اَرَادَ بِقَوْمٍ شَرًّا وَلَّى عَلَيْهِمْ سُفَهَاءَهُمْ, وَقَضَى بَيْنَهُمْ جُهَّالَهُمْ, وَجَعَلَ الْمَالَ فىِ بُخَلاَئِهِمْ
Apabila Allah SWT. menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijkasana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan, juga Allah jadikan harta benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun jika Allah. menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah, dijadikannya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta benda di tangan orang-orang kikir.
يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَأُولىِ اْلأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فىِ شَيْئٍ فَرُدُّوْهُ اِلىَ اللهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ, ذلِكَ خَيْرٌ وَاَحْسَنُ تَأْوِيْلاً
بَارَكَ اللهُ لىِ وَلَكُمْ فىِ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Kamis, 09 April 2009

Penerapan Hukum Islam di Indonesia (Sebuah Interpretasi Kontemporer terhadap Surat al Maidah ayat 38)

Oleh: Abd. Aziz, M. Ag.

Indonesia termasuk negara yang plural dan majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan berbagai pemetakan, seperti organisasi keagamaan, partai politik, lembaga kemasyarakatan bahkan komunitas masyarakat menengah ke atas dan menengah ke bawah. Berangkat dari kepentingan yang berbeda-beda, antara satu dengan lainnya, maka timbullah semacam sekat dan sikap eksklusif, sehingga menimbulkan mental lanaa a’maalunaa wa lakum a’maalukum (bagi kami adalah apa yang kami kerjakan dan apa yang kalian kerjakan adalah untuk kalian).
Berangkat dari realitas di atas, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sangat lamban dalam mengalami perubahan (reformasi). Reformasi yang pernah didengungkan dan diharapkan, berlalu begitu saja bagai mimpi tanpa meninggalkan perubahan signifikan bagi bangsa ini. Mental bersatu dan saling menghormati dalam pemetakan dan penyekatan adalah hal yang pesimis untuk diharapkan.
Realitas ini juga mengindikasikan, bahwa sangat kecil kemungkinan, kalau tidak boleh dikatakan mustahil, apa yang disuarakan oleh komunitas kecil mengenai penggantian ideologi negara dari Pancasila ke ideologi Islam (negara Islam) akan terealisasi. Penggantian ini tidaklah semudah membalik telapak tangan, karena hal ini akan berbenturan dengan ideologi Pancasila yang telah lama menjiwai bangsa ini dan didukung oleh mayoritas.
Sebagai alternatif dari kontroversi ini adalah meng-Islam-kan masyarakat Indonesia dan bukan meng-Islam-kan negara Indonesia, dalam artian menerapkan ajaran-ajaran al-Qur'an dengan konteks ke-kini-an dan ke-Indonesia-an.
Al-Qur'an sebagai kalam Allah yang menjanjikan kebahagiaan di dunia dan akhirat serta menyatakan diri sebagai hudan li al-nas (petunjuk bagi manusia) sekaligus sebagai eksplanator dari petunjuk-petunjuknya, bukanlah sebuah kitab suci yang hanya diperuntukkan dan diberlakukan bagi bangsa Arab dengan alasan karena ia diturunkan di sana. Dalam mengimplementasikan kandungan al-Qur'an dalam kehidupan pada suatu daerah (negara) tidak harus menjadikan negara tersebut menjadi negara Islam yang hukum formalnya al-Qur'an. Karena itu juga bukan perintah al-Qur'an.
Takwil dan interpretasi terhadap ayat-ayat al-Qur'an dengan tanpa keluar dari kaidah pentakwilan serta dapat menghasilkan pemahaman kondisional merupakan jalan yang efektif dan akurat. Seperti misalnya pemahaman terhadap surat al-Maidah ayat 38 yang arti tekstualnya “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Hukum yang terkandung, secara tekstual, dalam ayat tersebut, tidak mungkin terimplementasi di Indonesia yang telah mencitakan Kitab Undang-undang sebagai acuan dalam perkara pidana maupun perdata.
Tapi hukum itu bukan tidak berarti bagi bangsa yang berpenduduk mayoritas Islam ini. Kata “Al-Saariqu wa al-saariqatu” yang diartikan “Pencuri laki-laki dan pencuri perempuan” bisa ditakwilkan dengan “koruptor laki-laki dan koruptor perempuan” (pencuri dan koruptor memiliki kesamaan), “Faqtha’uu” yang diartikan “potonglah” bisa ditakwilkan dengan “putuslah atau pecatlah” (seperti ungkapan PHK) dan kata “aidiyahumaa” artinya “tangan keduanya” dapat ditakwilkan dengan “kekuasaan atau jabatan” (sebagian mufassir mentakwilkan kata yadun pada konteks yadullah dengan kekuasaan Allah). Sehingga arti takwil dari ayat tersebut adalah “Para koruptor laki-laki dan para koruptor perempuan, cabutlah jabatannya ......”. Dengan demikian, akan sangat akurat jika pentakwilan seperti itu diterima dan diimplementasikan bagi bangsa ini, tanpa mengubah ideologi bangsa di satu sisi dan tanpa mengesampingkan isi daripada kandungan al-Qur'an yang sangat luas ini, di sisi lain.
Pentakwilan di atas berlaku juga bagi pencuri kelas teri, dengan mentakwilkan kata “Faqtha’uu aidiyahumaa” dengan putuslah kemampuannya dalam artian batasilah kebebasannya (dipenjara), sebagaimana yang telah diberlakukan. Demikian seterusnya.
Selain terhadap ayat di atas, pentakwilan serta interpretasi dapat dilakukan terhadap ayat-ayat lain, karena Kitab yang terdiri dari 114 surat dan 6000 lebih ayat ini merupakan penuntun, bukan penuntut, hidup tidak hanya bagi umat Islam tetapi bagi manusia secara umum (hudan li al-nas) sampai akhir zaman, yang mana tiap-tiap zaman dan tempat memiliki problem sendiri-sendiri yang tentu berbeda antara satu dengan lainnya, sehingga takwil dan interpretasi merupakan konsekuensi.
Demikianlah al-Qur'an, sebuah kitab yang unik, yang setiap sudutnya menyimpan banyak mutiara. Setiap ayatnya dapat diberlakukan bagi setiap komunitas yang berbeda, yang sering diformulasikan dengan term shalih li kulli zaman wa makan, layak pakai bagi tiap masa dan tempat secara elastisitas dan plastisitas. Wa Allah a’lam

Senin, 09 Maret 2009

PENAFSIRAN DAN PENGGUNAAN HASIL TES

PENAFSIRAN DAN PENGGUNAAN HASIL TES
A.Penafsiran Hasil Tes
Setelah data diolah (dari skor menjadi nilai) selanjutnya kita dapat melakukan penafsiran (interpretasi) terhadap data tersebut, baik secara individual maupun secara klasikal (kolektif). Penafsiran secara individual meliputi, antara lain: 1) penafsiran tentang kelemahan, 2) penafsiran tentang pertumbuhan, dan 3) penafsiran tentang kesiapan.
Yang dimaksud penafsiran kelemahan di sini adalah penafsiran tentang, pada sub-sub tes mana dari suatu mata pelajaran seorang siswa menunjukkan kelemahan. Apakah dalam menguraikan (pemahaman), penerapan (aplikasi) rumus atau konsep, analisis, sintesis. Atau, pada mata pelajaran apa, seorang siswa menunjukkan kelemahan, dari sekian banyak mata pelajaran yang diteskan. Jika dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Ingris misalnya, seorang siswa mendapat nilai rendah maka dapat ditafsirkan bahwa dalam kedua bidang studi tersebut seorang siswa mempunyai kelemahan.
Penafsiran pertumbuhan maksudnya adalah penafsiran tentang kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu periode pendidikan. Untuk mengetahui ada tidaknya pertumbuhan (kemajuan) atau seberapa jauh kemajuan yang dicapai oleh seorang siswa, dapat dilakukan dengan jalan membandingkan prestasi yang dicapai oleh siswa tersebut dengan prestasi sebelumnya. Jika prestasi yang dimiliki -berdasarkan nilai yang diperoleh- saat ini lebih baik dibanding dengan prestasi sebelumnya maka siswa tersebut dapat dikatakan mengalami kemajuan. Sebaliknya, jika prestasi yang dimiliki saat ini lebih jelek dibanding dengan prestasi sebelumnya maka siswa tersebut dapat dikatakan mengalami kemunduran dalam belajar.
Berbeda dengan dua penafsiran sebelumnya yang dapat dilakukan terhadap setiap tes, penafsiran kesiapan ini hanya bagi hasil tes akhir (tes sumatif) saja, yaitu setelah dilakukan penjumlahan terhadap hasil tes-tes formatif atau sub sumatif sebelumnya. Dari nilai akhir inilah, kita dapat menafsirkan apakah seorang siswa sudah layak (siap) untuk dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi (atau dilepas) atau belum. Langkah yang harus dilakukan dalam hal itu adalah dengan membandingkan nilai akhir tersebut dengan norma tertentu yang telah ditetapkan. Yaitu batas minimal yang harus dicapai untuk dapat mengikuti taraf pendidikan yang lebih tinggi atau untuk dilepas.
Sedangkan yang dimaksud dengan penafsiran klasikal adalah penafsiran terhadap kelas secara keseluruhan tentang hasil yang mereka capai dalam tes yang kita berikan. Penafsiran klasikal ini meliputi 4 jenis: 1) penafsiran tentang kelemahan-kelemahan kelas, 2) penafsiran tentang prestasi kelas, dan 3) penafsiran tentang perbandingan kelas, dan 4) penafsiran tentang susunan kelas.
Sebagaimana dalam penafsiran individual, yang dimaksud penafsiran kelemahan di sini adalah penafsiran terhadap, pada bagian mana dari suatu mata pelajaran atau pada mata pelajaran apa dari seluruh mata pelajaran, suatu kelas menunjukkan kelemahan.
Penafsiran tentang prestasi kelas adalah penafsiran tentang, bagaimana prestasi anak secara klasikal terhadap bahan evaluasi yang kita berikan. Hal ini diketahui dengan mencari IP (Indeks Prestasi) kelas tersebut, kemudian dibandingkan dengan norma (standar) yang dipakai. Rumus untuk mencari IPK (Indeks Prestasi Kelompok) adalah sebagai berikut:
M
IPK= ____ x 100
SMI

Sedangkan norma standar yang jadikan pembanding adalah:
1.Jika IP kelas berkisar antara 0-29, dapat ditafsirkan bahwa prestasi kelas tersebut rendah sekali.
2.Jika IP kelas berkisar antara 30-54, dapat ditafsirkan bahwa prestasi kelas tersebut rendah.
3.Jika IP kelas berkisar antara 55-74, dapat ditafsirkan bahwa prestasi kelas tersebut normal.
4.Jika IP kelas berkisar antara 75-89, dapat ditafsirkan bahwa prestasi kelas tersebut tinggi.
5.Jika IP kelas berkisar antara 90-100, dapat ditafsirkan bahwa prestasi kelas tersebut tinggi sekali.
IPK tersebut sekaligus menunjukkan penguasaan kelas terhadap bahan yang kita teskan.
Penafsiran tentang perbandingan antar kelas adalah penafsiran yang digunakan untuk membandingkan antara kelas yang satu dengan kelas yang lain (yang paralel) tentang prestasi yang diperoleh. Cara yang ditempuh adalah dengan mencari IPK masing-masing kelas, kemudian kita bandingkan. Misalnya antara kelas I A dengan I B.
Penafsiran tentang susunan kelas adalah penafsiran yang digunakan untuk mengetahui kondisi kelas. Apakah kelas yang kita kelola merupakan kelas yang hiterogen, normal atau homogen. Pedoman yang digunakan untuk mengetahui kondisi kelas adalah: 1) jika kelas terdiri dari siswa-siswa yang taraf kepandaiannya menunjukkan perbedaan yang besar maka kelas tersebut dikatakan hiterogen. 2) jika kelas terdiri dari siswa-siswa yang taraf kepandaiannya memberikan gambaran seperti kurva normal, maka kelas tersebut merupakan kelas yang normal. 3) jika kelas terdiri dari siswa-siswa yang taraf kepandaiannya tidak terlalu beda maka kelas tersebut dikatakan homogen. Penafsiran ini didasarkan atas koefisien variasi. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien variasi adalah:
M
V = ____ X 100
SD
Untuk menentukan susunan kelas adalah dengan membandingkan antara koefisien variasi dengan pedoman tertentu. Pedoman tersebut adalah:
1.Jika koefisien variasi yang diperoleh 45 ke atas, maka dapat ditafsirkan bahwa susunan kelas tersebut adalah sangat heterogen;
2.Jika koefisien variasi yang diperoleh berkisar antara 40-44 maka dapat ditafsirkan bahwa susunan kelas tersebut adalah heterogen;
3.Jika koefisien variasi yang diperoleh berkisar antara 30-39 maka dapat ditafsirkan bahwa susunan kelas tersebut adalah normal;
4.Jika koefisien variasi yang diperoleh berkisar antara 25-29 maka dapat ditafsirkan bahwa susunan kelas tersebut adalah homogen;
5.Jika koefisien variasi yang diperoleh di bawah 25 maka dapat ditafsirkan bahwa susunan kelas tersebut adalah sangat homogen.
B. Penggunaan Hasil Tes
Pada dasarnya penggunaan hasil evaluasi yang diperoleh adalah bergantung pada tujuan yang hendak dicapai dalam mengadakan evaluasi itu sendiri. Atau bergantung pada jenis-jenis tes yang dilakukan. Beberapa contoh penggunaan hasil tes antara lain:
1.menentukan naik tidaknya atau lulus tidaknya seorang siswa. Hal ini kita dasarkan pada interpretasi kita terhadap taraf kesiapan siswa tersebut, Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes sumatif. Penentuan ini dilakukan setelah hasil tes tersebut dipadukan dengan hasil tes-tes formatif atau sub sumatif sebelum.
2.mengadakan diagnosa atau remedial. Dari hasil tes yang telah kita lakukan kita dapat mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, maka langkah berikutnya adalah mencari sebab-sebab kelemahan tersebut, kemudian melakukan remedial (penyembuhan). Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes diagnostik.
3.perlu tidaknya suatu pelajaran diulang kembali atau tidak. Hal ini kita dasarkan pada interpretasi terhadap prestasi kelompok. Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes formatif.
4.membangkitkan motif siswa. Ketika hasil tes ditunjukkan, biasanya siswa berminat sekali untuk mengetahuinya, guru dapat memanfaatkan minat yang besar tersebut untuk memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih giat. Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes formatif.
5.memberikan laporan kepada orang tua. Dengan tujuan agar dia memiliki gambaran oyektif tentang perkembangan anaknya, untuk kemudian menyikapinya. Dalam penggunaan ini, tes yang dimaksud adalah tes sumatif. Pemberian laporan ini dilakukan setelah hasil tes tersebut dipadukan dengan hasil tes-tes formatif atau sub sumatif sebelum.

VERIFIKASI DATA

VERIFIKASI DATA
Verifikasi data adalah pemeriksaan terhadap data yang telah diperoleh melalui penyekoran hasil tes. Jadi, dalam pengumpulan data hasil belajar, sebelum skor-skor (mentah) yang telah diperoleh diubah menjadi skor standar (nilai), terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan terhadap data-data (skor-skor) tersebut, untuk mengetahui apakah data-data tersebut sudah benar semua atau masih mungkin mengandung kesalahan. Dalam verifikasi ini bukan saja kita memeriksa untuk mendapatkan kepastian ada tidaknya kesalahan, namun sekaligus membuktikannya. Apakah data yang kita dapatkan ‘salah’ tersebut memang salah adanya atau tidak. Dan data yang kita dapatkan ‘benar’ memang benar adanya atau tidak.
A. Tanda-tanda Kesesatan
Untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan pada sekumpulan data, kita dapat berpedoman pada ada tidaknya tanda-tanda kesesatan. Jika dalam data-data tersebut terdapat tanda-tanda kesesatan, maka data tersebut mengandung kesalahan. Sebaliknya, jika tidak terdapat tanda-tanda kesesatan berarti data tersebut sudah benar. Adapun tanda-tanda kesesatan tersebut antara lain:
1.Jika data yang kita kumpulkan memberikan gambaran yang berbeda dengan gambaran-gambaran yang telah kita peroleh sebelumnya, berdasarkan hasil-hasil evaluasi yang telah kita lakukan. Apalagi kalau perbedaan-perbedaan itu tampak mencolok (tidak logis).
Contoh: Berdasarkan tes-tes yang pernah dilakukan, Ahmad dapat dikategorikan sebagai siswa cerdas karena selalu mendapatkan skor tinggi. Akan tetapi pada tes yang sekarang diadakan Ahmad memperoleh skor rendah, yang menggambarkan Ahmad sebagai siswa kurang pandai.
2. Jika distribusi data yang kita peroleh jauh menyimpang dari distribusi normal berdasarkan pada evaluasi-evaluasi sebelumnya. Misalnya, berdasarkan tes-tes yang lalu, kelas C adalah kelas yang memiliki tingkat kepandaian endah karena perolehan skor para siswanya rendah-rendah. Akan tetapi pada tes yang sekarang diadakan para siswanya mendapatkan skor tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas C adalah kelas yang pandai.
Jadi, jika dalam data yang kita kumpulkan terdapat kasus-kasus sebagaimana di atas, maka data tersebut dikatakan mengandung tanda-tanda kesesatan. Akan tetapi, data-data tersebut belum tentu salah. Artinya, Ahmad yang cerdas tetapi mendapat skor rendah dan kelas C yang memiliki tingkat kepandaian rendah tetapi para siswanya mendapatkan skor tinggi itu belum tentu salah. Dan untuk mendapatkan kepastian, apakah data-data tersebut benar atau salah maka dibutuhkan verifikasi (pembuktian) data.
B. Kemungkinan Sumber-sumber Kesalahan
Setelah mendapatkan keyakinan adanya kesalahan (ketidaknormalan) terhadap data yang dikumpulkan, selanjutnya dapat cari kemungkinan sumber-sumber kesalahan tersebut. Menurut Mukhtar Buchari, ada beberapa hal yang mungkin menjadi sumber kesalahan. Hal-hal tersebut antara lain:
1.Kurang sempurnanya alat-alat evaluasi (soal-soal tes). Misalnya: tes yang digunakan kurang sempurna susunannya, menimbulkan banyak pemahaman sehingga membuat bingung peserta tes dan lain-lain).
2.Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi yang dilakukan. Misalnya: pada waktu pelaksanaan tes terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak lazim, seperti kegaduhan dan lain-lain.
3.Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya cara pencatatan hasil-hasil evaluasi (kesalahan dalam menyekor).
C. Prosedur Verifikasi
Setelah kita mempunyai gambaran tentang sumber-sumber kesesatan dari sekumpulan data, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan terhadap sumber-sumber tersebut, untuk mengetahui sumber manakah yang menimbulkan kesesatan tersebut. Apakah pada alat evaluasi, pada pelaksanaan, atau pada penyekoran. Terhadap ketiga hal tersebutlah selanjutnya kita lakukan pemeriksaan:
1.Kita periksa item-item soalnya (ini bagi ketidaknormalan bagi hasil tes secara kelompok). Jika konstruk soal yang sulit difahami atau cetakan tidak jelas misalnya maka di situ harus diadakan pembenahan. Tetapi jika ternyata pada item-item tersebut tidak ditemukan kesalahan, berarti kesalahan tidak terdapat pada konstruk soal. Selanjutnya pemeriksaan dilanjutkan pada sumber kesalahan yang kedua.
2.Kita tinjau kembali bagaimana proses tes berlangsung. Apakah keadaan normal atau terjadi kecurangan-kecurangan. Jika terjadi kecurangan, maka dapat dipastikan di situlah sumber kesedatannya. Akan tetapi jika keadaan juga normal, pemeriksaan kita lanjutkan pada sumber kesesatan yang ketiga.
3.Kita periksa kembali pencatatan skornya. (ini pada kasus individual). Untuk mengetahui apakah ada kesalahan atau tidak. Jika di sini juga tidak didapatkan kesalahan maka data tersebut memang benar adanya. Sehingga bisa diteruskan pada langkah berikutnya, yaitu pengolahan data (mentah menjadi standart).