Senin, 09 Maret 2009

VERIFIKASI DATA

VERIFIKASI DATA
Verifikasi data adalah pemeriksaan terhadap data yang telah diperoleh melalui penyekoran hasil tes. Jadi, dalam pengumpulan data hasil belajar, sebelum skor-skor (mentah) yang telah diperoleh diubah menjadi skor standar (nilai), terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan terhadap data-data (skor-skor) tersebut, untuk mengetahui apakah data-data tersebut sudah benar semua atau masih mungkin mengandung kesalahan. Dalam verifikasi ini bukan saja kita memeriksa untuk mendapatkan kepastian ada tidaknya kesalahan, namun sekaligus membuktikannya. Apakah data yang kita dapatkan ‘salah’ tersebut memang salah adanya atau tidak. Dan data yang kita dapatkan ‘benar’ memang benar adanya atau tidak.
A. Tanda-tanda Kesesatan
Untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan pada sekumpulan data, kita dapat berpedoman pada ada tidaknya tanda-tanda kesesatan. Jika dalam data-data tersebut terdapat tanda-tanda kesesatan, maka data tersebut mengandung kesalahan. Sebaliknya, jika tidak terdapat tanda-tanda kesesatan berarti data tersebut sudah benar. Adapun tanda-tanda kesesatan tersebut antara lain:
1.Jika data yang kita kumpulkan memberikan gambaran yang berbeda dengan gambaran-gambaran yang telah kita peroleh sebelumnya, berdasarkan hasil-hasil evaluasi yang telah kita lakukan. Apalagi kalau perbedaan-perbedaan itu tampak mencolok (tidak logis).
Contoh: Berdasarkan tes-tes yang pernah dilakukan, Ahmad dapat dikategorikan sebagai siswa cerdas karena selalu mendapatkan skor tinggi. Akan tetapi pada tes yang sekarang diadakan Ahmad memperoleh skor rendah, yang menggambarkan Ahmad sebagai siswa kurang pandai.
2. Jika distribusi data yang kita peroleh jauh menyimpang dari distribusi normal berdasarkan pada evaluasi-evaluasi sebelumnya. Misalnya, berdasarkan tes-tes yang lalu, kelas C adalah kelas yang memiliki tingkat kepandaian endah karena perolehan skor para siswanya rendah-rendah. Akan tetapi pada tes yang sekarang diadakan para siswanya mendapatkan skor tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas C adalah kelas yang pandai.
Jadi, jika dalam data yang kita kumpulkan terdapat kasus-kasus sebagaimana di atas, maka data tersebut dikatakan mengandung tanda-tanda kesesatan. Akan tetapi, data-data tersebut belum tentu salah. Artinya, Ahmad yang cerdas tetapi mendapat skor rendah dan kelas C yang memiliki tingkat kepandaian rendah tetapi para siswanya mendapatkan skor tinggi itu belum tentu salah. Dan untuk mendapatkan kepastian, apakah data-data tersebut benar atau salah maka dibutuhkan verifikasi (pembuktian) data.
B. Kemungkinan Sumber-sumber Kesalahan
Setelah mendapatkan keyakinan adanya kesalahan (ketidaknormalan) terhadap data yang dikumpulkan, selanjutnya dapat cari kemungkinan sumber-sumber kesalahan tersebut. Menurut Mukhtar Buchari, ada beberapa hal yang mungkin menjadi sumber kesalahan. Hal-hal tersebut antara lain:
1.Kurang sempurnanya alat-alat evaluasi (soal-soal tes). Misalnya: tes yang digunakan kurang sempurna susunannya, menimbulkan banyak pemahaman sehingga membuat bingung peserta tes dan lain-lain).
2.Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi yang dilakukan. Misalnya: pada waktu pelaksanaan tes terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak lazim, seperti kegaduhan dan lain-lain.
3.Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya cara pencatatan hasil-hasil evaluasi (kesalahan dalam menyekor).
C. Prosedur Verifikasi
Setelah kita mempunyai gambaran tentang sumber-sumber kesesatan dari sekumpulan data, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan terhadap sumber-sumber tersebut, untuk mengetahui sumber manakah yang menimbulkan kesesatan tersebut. Apakah pada alat evaluasi, pada pelaksanaan, atau pada penyekoran. Terhadap ketiga hal tersebutlah selanjutnya kita lakukan pemeriksaan:
1.Kita periksa item-item soalnya (ini bagi ketidaknormalan bagi hasil tes secara kelompok). Jika konstruk soal yang sulit difahami atau cetakan tidak jelas misalnya maka di situ harus diadakan pembenahan. Tetapi jika ternyata pada item-item tersebut tidak ditemukan kesalahan, berarti kesalahan tidak terdapat pada konstruk soal. Selanjutnya pemeriksaan dilanjutkan pada sumber kesalahan yang kedua.
2.Kita tinjau kembali bagaimana proses tes berlangsung. Apakah keadaan normal atau terjadi kecurangan-kecurangan. Jika terjadi kecurangan, maka dapat dipastikan di situlah sumber kesedatannya. Akan tetapi jika keadaan juga normal, pemeriksaan kita lanjutkan pada sumber kesesatan yang ketiga.
3.Kita periksa kembali pencatatan skornya. (ini pada kasus individual). Untuk mengetahui apakah ada kesalahan atau tidak. Jika di sini juga tidak didapatkan kesalahan maka data tersebut memang benar adanya. Sehingga bisa diteruskan pada langkah berikutnya, yaitu pengolahan data (mentah menjadi standart).

Tidak ada komentar: